Kamis, 12 Februari 2015
Daerah Operasi dan Divisi Regional
Daerah Operasi I Jakarta atau disingkat dengan Daop 1 Jakarta atau Daop I JAK merupakan Daerah Operasi dengan wilayah yang terbentang dari stasiun Merak di Banten hingga stasiun Cikampek di Jawa Barat melintasi stasiun–stasiun di wilayah DKI Jakarta, Banten, Bogor, Kota Depok, Sukabumi, dan Karawang di Jawa Barat.
Selain itu, Daop I Jakarta merupakan satu-satunya Daop yang melayani perjalanan KA Commuter Jabodetabek (yang dioperasikan PT KAI Commuter Jabodetabek) atau yang lebih populer dengan KRL atau Commuter Line.
Daerah Operasi II Bandung atau disingkat dengan Daop 2 Bandung atau Daop II BD adalah salah satu daerah operasi perkeretaapian Indonesia, di bawah lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di bawah Direksi PT Kereta Api Indonesia dipimpin oleh seorang Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.
Daerah Operasi II Bandung memiliki tiga stasiun besar, di antaranya adalah stasiun Bandung, stasiun Kiaracondong, dan stasiun Tasikmalaya, sedangkan stasiun kereta api kelas menengah di antaranya adalah stasiun Padalarang, stasiun Cipeundeuy, stasiun Ciamis, dan stasiun Banjar. Gudang kereta api berada di stasiun Bandung, sedangkan dipo lokomotif berada tak jauh dari stasiun Bandung.
Daerah Operasi III Cirebon atau disingkat dengan Daop 3 Cirebon atau Daop III CN adalah salah satu daerah operasi perkeretaapian Indonesia, di bawah lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di bawah Direksi PT Kereta Api Indonesia dipimpin oleh seorang Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.
Daop III Cirebon juga merupakan satu-satunya Daop yang memiliki KA dengan okupansi tertinggi, yaitu Cirebon Ekspres. Sedangkan untuk Argo Jati menempati posisi ke-3.
Daerah Operasi III Cirebon memiliki tiga stasiun besar, di antaranya adalah stasiun Cirebon, stasiun Jatibarang, dan stasiun Prujakan, sedangkan stasiun kereta api kelas menengah di antaranya adalah stasiun Ciledug, stasiun Brebes, stasiun Haurgeulis, dan stasiun Pagadenbaru. Gudang kereta api berada di stasiun Jatibarang, sedangkan dipo lokomotif berada tak jauh dari stasiun Cirebon.
Daerah Operasi IV Semarang atau disingkat dengan Daop 4 Semarang atau Daop IV SM adalah salah satu daerah operasi perkeretaapian Indonesia, di bawah lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di bawah Direksi PT Kereta Api Indonesia dipimpin oleh seorang Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.
Daerah Operasi IV Semarang memiliki enam stasiun besar, di antaranya adalah stasiun Semarang Tawang, Stasiun Semarang Poncol, Stasiun Pekalongan, Stasiun Tegal, Stasiun Bojonegoro, dan Stasiun Cepu, sedangkan stasiun kereta api kelas menengah di antaranya adalah Stasiun Kedungjati, Stasiun Gambringan, Stasiun Weleri, Stasiun Comal, dan Stasiun Pemalang. Gudang kereta api berada di kompleks Stasiun Semarang Poncol, sedangkan dipo lokomotif berada tak jauh dari Stasiun Semarang Poncol.
Daerah Operasi V Purwokerto atau disingkat dengan Daop 5 Purwokerto atau Daop V PWT adalah salah satu daerah operasi perkeretaapian di Indonesia, di bawah lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di bawah Direksi PT Kereta Api Indonesia dipimpin oleh seorang Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.
Daerah Operasi V Purwokerto memiliki beberapa stasiun besar, di antaranya adalah stasiun Purwokerto, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Kroya, Stasiun Cilacap, dan Stasiun Karanganyar. Gudang kereta api berada di Stasiun Purwokerto, sedangkan dipo lokomotif berada tak jauh dari Stasiun Purwokerto.
Yang menjadi khas dari Daop ini adalah diputarkannya lagu berjudul Di Tepinya Sungai Serayu di sejumlah stasiun setiap KA datang dan berangkat.
Daerah Operasi VI Yogyakarta atau disingkat dengan Daop 6 Jogja atau Daop VI YK adalah salah satu daerah operasi perkeretaapian terluas di Indonesia, di bawah lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di bawah Direksi PT Kereta Api Indonesia dipimpin oleh seorang Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.
Daerah Operasi VI Yogyakarta memiliki beberapa stasiun besar, di antaranya adalah stasiun Tugu, Lempuyangan, Klaten, Solo Balapan, Purwosari, dan Solo Jebres.
Daerah Operasi VII Madiun atau disingkat dengan Daop VII MN atau Daop 7 Madiun adalah salah satu daerah operasi perkeretaapian Indonesia, di bawah lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di bawah Direksi PT Kereta Api Indonesia dipimpin oleh seorang Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.
Daerah Operasi VII Madiun terbentang dari barat berada di Stasiun Walikukun, Ngawi sampai timur yaitu Stasiun Curahmalang, Jombang dan sebelah selatan yaitu Stasiun Rejotangan, Tulungagung. Stasiun besar di wilayah Daop VII adalah Stasiun Madiun, Stasiun Kediri, Stasiun Kertosono, dan Stasiun Jombang. Dipo Lokomotif di wilayah Daops VII yakni Dipo Lokomotif Madiun (MN) yang berada dalam kompleks Stasiun Madiun yang melayani kereta komuter Madiun Jaya.
Terdapat dua subdipo lokomotif, yakni pada Stasiun Kertosono, Stasiun Kediri, dan Stasiun Tulungagung. Subdipo Lokomotif Kertosono dan Subdipo Lokomotif Tulungagung Saat Ini tidak melayani KA Penumpang Reguler, sedangkan subdipo lokomotif Kediri melayani lokomotif Krakatau Kahuripan dan Brantas. Dulu terdapat lintas cabang rel yang menuju ke Slahung, Ponorogo akan tetapi pada tahun 1996 rel tersebut tidak beroperasi. Di Daerah Operasi 7 Madiun inilah terdapat pusat industri kereta api PT Inka dengan memanfaatkan eks-Balai Yasa Madiun yang merupakan pabrik kereta api satu-satunya di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.
Daerah Operasi VIII Surabaya atau disingkat dengan Daop 8 Surabaya atau Daop VIII SB adalah salah satu daerah operasi perkeretaapian Indonesia, di bawah lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di bawah Direksi PT Kereta Api Indonesia dipimpin oleh seorang Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.
Stasiun besar di wilayah Daop VIII antara lain Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Surabaya Pasarturi, Stasiun Surabaya Kota/Semut, Stasiun Blitar, Stasiun Malang,Stasiun Wonokromo, Stasiun Lamongan dan Dipo Lokomotif terbesar yakni Dipo Lokomotif Sidotopo (SDT) yang berada dalam kompleks Stasiun Sidotopo.
Daerah Operasi IX Jember atau disingkat dengan Daop IX JR atau Daop 9 Jember adalah salah satu daerah operasi perkeretaapian Indonesia di bawah lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di bawah Direksi PT Kereta Api Indonesia; dipimpin oleh seorang kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.
Daop IX merupakan wilayah kerja PT KAI yang berada di ujung timur Pulau Jawa dan berpusat di Jember. Kantornya terletak di Jalan Dahlia 2, dekat dengan Stasiun Jember.
Stasiun besar di wilayah Daop IX adalah Stasiun Jember, Stasiun Pasuruan, Stasiun Probolinggo, dan Stasiun Banyuwangi Baru. Terdapat dipo lokomotif terbesar, yakni Dipo Jember, serta dua subdipo lokomotif, yakni Subdipo Probolinggo dan Banyuwangi Baru. Subdipo Probolinggo melayani lokomotif kereta api Probowangi, sementara Subdipo Banyuwangi melayani lokomotif-lokomotif milik dipo lain atau milik Dipo Jember sendiri pasca dinas dengan kereta-kereta api yang dioperasikan Daop IX ini.
Divisi Regional I Sumatera Utara dan Aceh (Divre I) adalah Divre KAI dengan wilayah Provinsi Aceh dan Sumatera Utara yang dipimpin oleh seorang Kepala Divisi Regional (Kadivre) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.
Divisi Regional II Sumatera Barat adalah divisi regional (divre) kereta api yang mengoperasikan kereta api di seluruh wilayah provinsi Sumatera Barat.
Divre ini merupakan wilayah layanan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang cukup kecil sebab hanya mengoperasikan satu kereta api penumpang reguler, yaitu KA Sibinuang. Namun, divre ini memiliki jalur rel bergerigi seperti yang ada di Ambarawa, yang beroperasi di daerah pegunungan. Namun jalur tersebut hanya dioperasikan untuk kepentingan pariwisata. Ada juga jalur kereta api yang melintasi pinggir danau Singkarak. Pemandangan alam dari jalur kereta api wisata sangat indah. Dahulu juga ada rel KA menuju Bukit Tinggi hingga Payakumbuh, namun sekarang jalur tersebut sudah tidak beroperasi dan kebanyakan relnya sudah hilang. Bekas relnya masih bisa dilihat pada pinggiran jalan raya lintas Pariaman-Bukit Tinggi-Payakumbuh. Sisa-sisa jembatannya juga masih terlihat.
Divisi Regional III Sumatera Selatan dan Lampung (Divre III Sumsel & Lampung) adalah Divre KAI dengan wilayah kerja Provinsi Sumatera Selatan dan Lampung yang dipimpin oleh seorang Kepala Divisi Regional (Kadivre) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.
Perhitungan jarak rel kereta api dimulai dari stasiun Panjang, Lampung (KM 0) yang telah ditutup sejak beroperasinya Pelabuhan Bakauheni yang menghentikan hegemoni pelayanan kapal penumpang dari pelabuhan Panjang yang terintegrasi dengan jalur kereta api melalui stasiun Panjang. Dari pelabuhan tersebut, ruas jalur kereta api berakhir di Stasiun Prabumulih (Sumatera Selatan) km 332+705. Setelah itu jalur kereta api di Stasiun Prabumulih bercabang dua ke barat dan timur.
Ke arah barat, jalur kereta berakhir di Lubuklinggau (Sumatera Selatan) di Km 549+448, sedangkan ke arah timur kereta berakhir di Kertapati (Palembang, Sumatera Selatan) di km 400+102.
Salah satu keunikan di Divre III ini ialah stasiun pada kota besar satu-satunya di wilayah kerjanya yaitu Palembang tidak terletak di pusat kota seperti halnya kota Bandarlampung yang memiliki Tanjungkarang tepat berada di pusat kota. Kertapati yang tepat berada di tepian sungai Musi menjadi stasiun ujung (rel spoor badug) , dimana jalurnya tak terhubung ke pusat kota sebab kemungkinan Belanda kesulitan untuk membangun jembatan KA melintasi sungai Musi pada masa lalu.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar