Kereta api Argo Wilis adalah kereta api kelas Eksekutif Argo yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa dengan jurusan Bandung (BD) - Surabaya Gubeng (SGU) dan sebaliknya.
Kereta api Malabar adalah kereta api dengan kelas campuran Eksekutif, Bisnis dan Ekonomi AC yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia di Jawa serta melayani jurusan Bandung-Malang via Kediri, pergi pulang. KA Malabar merupakan satu-satunya KA yang merangkai seluruh kelas, yaitu ekonomi (AC), bisnis, eksekutif, dan barang dalam satu rangkaian.
Nama kereta api Malabar diambil dari nama gunung berapi yaitu Gunung Malabar. Gunung ini terletak di bagian selatan Kabupaten Bandung dengan titik tertinggi 2.343 meter di atas permukaan air laut. Namun sebagian orang mengatakan nama Malabar tersebut berasal dari singkatan dari jurusan akhir kereta ini, yakni Malang-Bandung Raya.
Sesuai jadwal perjalanannya, KA Malabar yang menempuh jarak sejauh 779 km ini dijadwalkan tiba di Stasiun Malang pukul 10.06 WIB dengan melewati beberapa stasiun pemberhentian, yaitu Kiaracondong, Cipeundeuy, Tasikmalaya, Banjar, Karanganyar,Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan, Paron, Madiun, Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Blitar, Wlingi, dan Kepanjen. Adapun perjalanan KA Malabar dari Malang dijadwalkan tiba di stasiun Bandung pukul 06.04 WIB.
Kereta api Lodaya adalah nama kereta api kelas Bisnis dan Eksekutif yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Jawa dengan jurusan Bandung Hall-Solo Balapan dan sebaliknya.
Nama Lodaya diambil dari cerita rakyat di Tatar Sunda yakni Macan Lodaya yang merupakan penjelmaan dari Prabu Siliwangi ketika berhadapan dengan anaknya, Raden Kian Santang.
Kereta api Lodaya diluncurkan pertama kali pada tanggal 11 Maret 1992 melayani perjalanan koridor Bandung - Yogyakarta dan sejak tanggal 1 September 1992 diperluas layanannya untuk melayani perjalanan koridor Bandung - Solo. Sebelumnya kereta api ini dikenal dengan nama KA Pajajaran/Senja Mataram. Pada tanggal 2 Mei 2000 dilakukan peremajaan rangkaian kereta api Pajajaran/Senja Mataram dan diganti namanya menjadi KA Lodaya.
Kereta api Harina adalah kereta api kelas campuran yang terdiri dari kelas Eksekutif dan Bisnis yang melayani Surabaya Pasar Turi - Bandung Hall Via Semarang Tawang dan sebaliknya.
Beroperasi sejak 20 Mei 2003, KA ini menjadi primadona untuk jalur Bandung - Semarang. Apalagi, pada zaman itu, kereta yang digunakan oleh Harina masih baru dari PT Inka (K1 025xx, sekarang K1 0 02 xx). Rangkaian ini "satu angkatan" dengan rangkaian KA Argo Muria yang diproduksi tahun 2002 juga. KA Harina awalnya dioperasikan oleh Daop IV Semarang. (sekarang Daop II Bandung)
Nama Harina diambil dari bahasa Sanskerta yang artinya adalah "kijang". Berangkat dari Bandung malam hari (pukul 20.45) dan berangkat dari Stasiun Surabaya Pasarturi sore hari (pukul 16.00). Rute yang dilewati cukup unik, dari Bandung tidak ke arah timur tetapi ke arah barat menuju Cikampek, sampai Cikampek kemudian lokomotifnya diputar dan terus berbalik ke arah timur melewati Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Cepu, Bojonegoro, dan berakhir di Stasiun Surabaya Pasarturi.
Kereta api Kahuripan adalah rangkaian kereta api ekonomi yang saat ini melayani rute Kiaracondong - Kediri.
Kereta api ini termasuk kereta api yang paling banyak mengalami perubahan rute. Pada awalnya, rute kereta api ini melayani rute Kediri-Bandung-Pasar Senen, namun sejak 26 Juli 1995 rutenya dipotong sehingga hanya melayani rute Kediri-Bandung kemudian Kediri-Padalarang dan berubah lagi menjadi Kediri-Kiaracondong.
Kereta api Kahuripan berhenti di beberapa stasiun besar, antara lain, Stasiun Kiaracondong, Stasiun Cibatu, Stasiun Cipeundeuy, Stasiun Tasikmalaya, Stasiun Ciamis, Stasiun Banjar, Stasiun Maos, Stasiun Gombong, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Wates, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Klaten, Stasiun Purwosari, Stasiun Paron, Stasiun Madiun, Stasiun Caruban, Stasiun Baron, Stasiun Kertosono dan Stasiun Kediri. Mulai 1 April 2014 harga tiket kereta api Kahuripan Rp 50.000 dari semula Rp 110.000.
Kereta api Mutiara Selatan adalah kereta api kelas bisnis yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia di Pulau Jawa dengan jurusan Surabaya Gubeng-Bandung dan sebaliknya.
Semula, kereta api ini dijalankan dengan rangkaian campuran kelas bisnis dan eksekutif, bersama dengan kereta api ekspres malam Turangga yang juga memiliki konfigurasi kelas bisnis dan eksekutif. Tetapi, mulai 11 Oktober 1999, semua rangkaian kereta api Mutiara Selatan diganti dengan kelas bisnis, sedang Turangga menjadi kereta api kelas eksekutif satwa. Kereta api ini melayani penumpang dengan rangkaiannya yang terdiri atas enam hingga tujuh kereta penumpang kelas Bisnis (K2), 1 kereta makan dan pembangkit (KMP2), dan 1 gerbong barang/aling-aling (B).
KA Mutiara Selatan diberangkatkan dari Stasiun Surabaya Gubeng pada pukul 19.00 WIB tiba di Stasiun Bandung pada pukul 08.26 WIB dan berangkat dari Stasiun Bandung pada pukul 16.00 WIB tiba di Stasiun Surabaya Gubeng pada pukul 05.48 WIB. KA Mutiara Selatan berhenti di stasiun Kiaracondong, Cipeundeuy, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Maos, Gombong, Kebumen, Kutoarjo, Tugu Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Nganjuk, Sembung, Jombang, dan Mojoketro
Kereta api Kutojaya Selatan adalah nama kereta api kelas ekonomi yang melayani koridor Kutoarjo - Kiaracondong. Kereta api Kutojaya Selatan membawa 8 rangkaian kereta ekonomi (K3), 1 Kereta Makan Pembangkit (KMP3) dan 1 aling-aling (B).
Berangkat pada pagi hari dari stasiun Kutoarjo sampai di Stasiun Kiaracondong sore harinya. Kemudian pada malam harinya rangkaian tersebut langsung diberangkatkan kembali dari Kiaracondong menuju Kutoarjo. Mulai 1 April 2014 harga tiket Kereta api Kutojaya Selatan Rp 35.000.Kereta ini hanya berhenti di: Stasiun Kutoarjo, Stasiun Kebumen, Stasiun Karanganyar, Stasiun Gombong, Stasiun Kroya, Stasiun Maos, Stasiun Kawunganten, Stasiun Gandrungmangun, Stasiun Sidareja, Stasiun Banjar, Stasiun Tasikmalaya, Stasiun Cipeundeuy dan Stasiun Kiaracondong.
Kereta api Turangga adalah kereta api kelas Eksekutif Satwa yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa dengan jurusan Bandung (BD) - Surabaya Gubeng (SGU) dan sebaliknya.
KA Turangga pertama kali beroperasi pada tanggal 02 September 1995. Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu kurang lebih 12 jam dan hanya berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Tasikmalaya, Banjar, Kroya, Wonosari,Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Nganjuk, Jombang, dan Mojokerto.
Pada awal pengoperasiannya, kereta ini diluncurkan dengan kelas Bisnis dan Eksekutif. Namun, sejak 11 Oktober 1999 semua rangkaiannya diubah menjadi kelas Eksekutif satwa, seiring dengan datangnya rangkaian baru (K1-995xx, nomor baru K1 0 99 XX). Kelas bisnis untuk jalur ini pun dialihkan ke KA Mutiara Selatan, dan rangkaian bisnis Turangga dipakai oleh KA Gajayana yang baru beroperasi.
Kereta api Pasundan merupakan kereta kelas ekonomi dengan relasi Bandung Kiaracondong - Surabaya Gubeng melewati Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Jarak yang ditempuh sekitar 656 km. Kereta ini biasanya membawa 6 K3 (gerbong ekonomi) 1 KMP3 (kereta makan dan pembangkit kelas tiga) dan 1 (kereta aling-aling).
Pasundan, merupakan nama lain dari Provinsi Jawa Barat. Sehingga Jawa Barat sering disebut dengan Tanah Pasundan atau Dataran Pasundan. Pasundan merupakan etimologis dari kata Sunda. Kereta api Pasundan berhenti di beberapa stasiun besar, antara lain, Stasiun Kiaracondong,Stasiun Nagreg,Stasiun Cibatu, Stasiun Cipeundeuy, Stasiun Tasikmalaya, Stasiun Banjar, Stasiun Sidareja, , Stasiun Kebumen, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Solo Jebres,Stasiun Walikukun, Stasiun Madiun, Stasiun Nganjuk, Stasiun Jombang, Stasiun Mojokerto, Stasiun Krian dan Stasiun Surabaya Gubeng.
Kereta api Serayu merupakan kereta api kelas ekonomi unggulan yang melayani perjalanan Stasiun Purwokerto-Jakarta Kota, dijalankan dua kali sehari (pagi dan malam). Kereta api Serayu juga dikenal dengan nama Cipuja/Citrajaya. Saat ini kereta api ini menjadi satu-satunya kereta api yang beroperasi dari Jakarta ke Jawa Tengah dengan rute melewati Bandung, tidak melewati Cirebon. Stasiun-stasiun pemberhentian kereta api ini antara lain Stasiun Kroya, Maos, Kawunganten, Gandrungmangun, Sidareja, Cipari, Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Cipeundeuy, Warungbandrek, Cibatu, Kiaracondong, Padalarang, Purwakarta, Jatinegara dan Pasarsenen. Mulai 1 Januari 2013, KA Serayu tidak akan berhenti di stasiun Pasar Senen arah dari stasiun Jakarta Kota dan berhenti arah ke stasiun Jakarta Kota.
Kereta api Serayu diresmikan pada tahun 1985. Awalnya kereta itu bernama Galuh yang melayani perjalanan dari Banjar ke Sidareja. Namun kemudian berubah menjadi KA Citrajaya (CIlacap-JAkarta raYA) dan rutenya diperpanjang ke Cilacap dan Jakarta. Tahun 1992, trayeknya diperpendek dari Jakarta hanya sampai Kroya dan berganti nama lagi menjadi KA Cipuja (CIlacap-Purwakarta-Jakarta). Tahun 1997 namanya diganti lagi menjadi KA Serayu hingga sekarang. Pada tahun 2013, perjalanan KA Serayu diperpanjang sampai Stasiun Purwokerto.
KRD Ekonomi Padalarang-Bandung-Cicalengka atau sebaliknya (KA Ekonomi Bandung Raya) adalah kereta api komuter yang beroperasi di wilayah Daerah Operasi 2 Bandung, Kereta api ini terdiri atas 4 rangkaian kereta api yang melayani rute Padalarang ke Cicalengka atau sebaliknya dan berhenti hampir di setiap stasiun yang dilewatinya. Kereta api ini ditarik oleh Lokomotif CC201 dan CC203 dari Dipo Lokomotif Bandung pada umumnya. Kereta api ini menggunakan kereta ekonomi hasil modifikasi eks. KRD MCW 302 serta seringkali juga menggunakan kereta ekonomi biasa pada umumnya, dimana penggunaan antara kedua jenis model kereta ekonomi ini tidak tetap pada setiap rangkaiannya.
Dalam satu rangkaian KA Ekonomi terdiri dari: 1 Lokomotif - 5 atau 6 Kereta Ekonomi (K3) baik yang seperti kereta ekonomi pada umumnya atau menggunakan jenis kereta ekonomi hasil modifikasi dari eks KRD MCW 301 - 1 Kereta Pembangkit Kelas Ekonomi (KP3/KMP3) - 1 Gerbong/Kereta Aling-Aling.
Kapasitas yang ditawarkan dalam satu rangkaian kereta api ini adalah sekitar 600 kursi. Dalam penyelenggaraannya dapat melebihi 50% dari kapasitas kursi yang tersedia dalam satu rangkaian kereta api dan dijual sebagai tiket tanpa tempat duduk atau berdiri, dalam hal ini pun terdapat batasan jumlah tiket yang dijual pada setiap jadwal di stasiun keberangkatan maupun stasiun persinggahan, stasiun keberangkatan awal dibatasi kurang lebih sekitar 500 tiket dan stasiun persinggahan 50 hingga 100 tiket per jadwalnya, kebijakan ini diberlakukan dalam rangka memenuhi kenyamanan yang dibutuhkan oleh penumpang kereta api ini, serta secara hukum dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
Per 1 Januari 2013 tarif yang ditetapkan untuk Kereta Api ini adalah Rp. 1.500,- untuk jarak dekat maupun jauh. Per 1 September 2014 tarif yang berubah adalah Rp. 176.50, - untuk jarak jauh unuk ex KRD MCW 301/302 AC
Kereta Api Ciremai Ekspres adalah kereta api yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia, melayani rute Bandung Hall - Cirebon Kejaksan dan sebaliknya. Kereta Api ini diresmikan pada tanggal 28 September 2013 bertepatan dengan hari ulang tahun Kereta Api Indonesia ke-68 yang jatuh pada tanggal 28 September 2013.
Perjalanan Bandung-Cirebon merupakan rencana lama PT Kereta Api Indonesia. Pada tanggal 3 Maret 2009, sebuah rangkaian kereta api yang dinamakan Kereta api Papandayan Ekspres yang menghubungkan kota Bandung dan Cirebon sudah disiapkan. Hanya saja pada saat itu muncul resistensi (penentangan) dari pelaku trayek moda transportasi lainnya di jalur yang sama dan juga DISHUB. Akhirnya Kereta api Papandayan Ekspres yang sudah siap batal beroperasi.[1] Padahal, masyarakat menginginkan kereta untuk rute ini, mengingat jalur darat sudah sangat macet.
Kereta Api Simandra atau biasa disebut KRD Jimwest ini merupakan kereta api penglaju di wilayah Jawa Barat melayani rute Cibatu - Purwakarta . Harga cukup murah dengan tiket Rp 3.500, tetapi kereta ini tergolong kereta api lambat karena berhenti di setiap stasiun dan hanya melakukan perjalanan 1 kali.
Daftar Stasiun yang dilalui
- Stasiun Cibatu
- Stasiun Leuwigoong
- Stasiun Karangsari
- Stasiun Leles
- Stasiun Lebakjero
- Stasiun Nagreg
- Stasiun Haurpugur
- Stasiun Cimekar
- Stasiun Kiaracondong
- Stasiun Cikudapateuh
- Stasiun Bandung
- Stasiun Cimindi
- Stasiun Cimahi
- Stasiun Padalarang
- Stasiun Cilame
- Stasiun Sasaksaat
- Stasiun Maswati
- Stasiun Rendeh
- Stasiun Cikadongdong
- Stasiun Cisomang
- Stasiun Plered
- Stasiun Sukatani
- Stasiun Ciganea
- Stasiun Purwakarta
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar